Kamis, 05 Maret 2015

 Panorama Pantai In Bali

Popularitas Pantai Tulamben yang berada di ujung timur Pulau Bali tidak hanya terbatas di tanah air tetapi juga ke seluruh dunia. Setiap hari setidaknya ratusan wisatawan dari berbagai penjuru dunia datang ke Pantai Tulamben. Tetapi kebanyakan mereka data untuk satu tujuan khusus, menyelam.
1381723372151151498Perairan di sekitar Tulamben memang memiliki terumbu karang yang sangat indah, apalagi ditambah dengan adanya reruntuhan kapal perang yang karam puluhan tahun lalu dan sekarang menjelma menjadi rumah bagi kian bewarna-warni dan berbagai biota laut lainnya. Jika di kebanyakan tempat lain penyelam biasanya diangkut perahu ke tengah laut, di Tulamben penyelam cukup berjalan turun dari pantai. Tentu ada juga titik-titik penyelaman lain yang harus dicapai dengan berperahu dulu.
Kebanyakan wisatawan yang tidak tertarik dengan aktivitas yang satu ini memilih untuk tidak berkunjung ke Pantai Tulamben. Biasanya ada dua alasan utama, pertama karena mereka tidak tertarik untuk menyelam sementara Tulamben dikenal sebagai tempat menyelam, kedua karena jaraknya yang dianggap terlalu jauh. Memang untuk mencapai Tulamben yang berjarak sekitar 100 km dari kawasan Kuta diperlukan waktu setidaknya 2 jam berkendara.
“Ngapain jauh-jauh kesana, cuman nyari pantai kan dimana-mana juga sama, udahlah di Kuta aja”, begitu komentar salah satu wisatawan asal Jakarta yang sempat saya tanya mengapa dia tidak tertarik untuk berkunjung ke Tulamben. Sebetulnya seharusnya dia juga bertanya pada dirinya sendiri, kenapa harus jauh-jauh terbang ke Bali. Kalau pantai dimana-mana sama, ya sudah ke Ancol saja.
13817234352139834918Pantai Tulamben berbeda dengan pantai-pantai lain di Bali, mungkin juga di daerah wisata lain. Pantai yang landai ini tidak berpasir, tetapi diselimuti batu-batu dengan besar bervariasi antara seukuran telur ayam sampai seukuran kepalan tangan. Batu-batu ini tidak licin apalagi tajam, karena itu tetap nyaman di kaki. Jika kebanyakan pantai lain cenderung panas dengan terik matahari dan sulit mendapat tempat berteduh, di sepanjang tepi Pantai Tulamben ini berjejer pohon-pohon besar yang menaungi pantai, bahkan sampai ke bibir air.
Suasana teduhnya itu membuat kita nyaman berlama-lama di pantai ini. Sementara itu airnya sangat tenang. Yang disebut ombak disini hanya riak-riak kecil saja. Kombinasi antara air yang tenang dan permukaan yang diselimuti batu ini membuat air disini sangat jernih. Aman dan nyaman untuk berenang ataupun sekedar berendam dan bermain air. Meskipun tidak bisa bermain pasir, anak-anak pasti sangat menikmati suasana pantai ini.
13817234911593664433Di kawasan ini selain Pantai Tulamben ada banyak pantai-pantai lain. Meskipun ada benerapa hotel di seputaran Tulamben, Pantai Amed merupakan pilihan yang lebih menarik untuk bermalam. Disana ada banyak pilihan akomodasi, dari hotel murah sampai resort mewah, bahkan villa pribadi. Restoran dan fasilitas-fasilitas lain juga lebih banyak. Untuk mencapai Amed hanya perlu sekitar 15 menit berkendara. Sebelumnya ada baiknya mampir ke Pantai Tukad Abu. Sama-sama sepi, tapi Pantai Tukad Abu ini berpasir.
Bagi anda malas karena jarak, singkirkan jauh-jauh rasa malas itu. Karena sepanjang perjalanan anda akan dihibur oleh banyak tempat wisata menarik dan panorama yang indah. Kebanyakan wisatawan tidak bisa mencapai Tulamben dalam waktu 2 jam karena berhenti di sana-sini dulu. Ujung-ujungnya biasanya setidaknya habis sekitar setengah hari atau bahkan sehari penuh.

Tempat Wisata Tanah Lot

Tanah Lot adalah salah satu obyek wisata terkenal di pulau Bali. Terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Jaraknya sekitar 13 km ke arah barat kota Tabanan. Dari Bandar udara Ngurah Rai dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam dengan kendaraan bermotor jika tidak terjadi kemacetan. 



     Pura Tanah Lot Bali


Dibangun pada dua tempat yang berbeda. Satu terletak di atas bongkahan batu besar, dan satunya lagi terletak di atas tebing yang menjorok ke laut mirip dengan Pura Uluwatu. Tebing inilah yang menghubungkan pura dengan daratan dan bentuknya melengkung seperti jembatan.


Pura ini merupakan bagian dari Pura Dang Kahyangan di Bali, sebagai tempat memuja dewa-dewa penjaga laut. Pura ini akan kelihatan dikelilingi air laut  pada saat air laut pasang. Di bawahnya terdapat goa kecil yang didalamnya ada beberapa ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, berwarna hitam berbelang kuning. Menurut cerita ular laut tersebut adalah jelmaan dari selendang perdiri pura yaitu seorang Brahmana dari Jawa yang mengembara ke Bali. Beliau adalah Dang Yang Nirartha. Ular itu diutus sebagai ular penjaga pura ini.
Dari tempat parkir menuju pura banyak terdapat toko-toko yang menjual berbagai barang kerajinan. Misalnya patung, lukisan, kain pantai, pernak- pernik, dan aksesoris. Selain itu juga terdapat pedagang makanan dan minuman dan penyewaan kamar kecil atau toilet. Harganya pun relatif murah untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.

     Keindahan Panorama Sunset


Menjelang sore hari wisatawan mulai berdatangan. Matahari yang beranjak tenggelam memperindah suasana. Anda tidak akan sia-sia meluangkan waktu dari Kuta atau Nusa Dua menuju ke pantai Tanah Lot. Pesona senja atau sunset begitu mengesankan dengan penampilan tari Kecak meramaikan suasana yang menambah keindahan pantai Tanah Lot. Cukup dengan membayar Rp 50.000 untuk semua umur, anda dapat menyaksikan tarian sekitar pukul 17.30 wita. Penarinya berjumlah lebih dari 20 orang dan sebagian besar laki-laki. Dengan semangat, para penari berteriak cak…cak…cak…memecah kesunyian.


Sepanjang jalan menuju pantai, tersedia toko yang menjual oleh-oleh khas Bali. Jika anda merasa haus dan lapar anda dapat membeli es kelapa muda, makanan ringan, yang tersedia di warung makan sekitar pantai Tanah Lot. Harganya hampir sama dengan obyek wisata di Bali yang lain. Fasilitas penginapan sudah tersedia mulai dari kelas melati hingga bintang lima. Semakin dekat dengan pantai maka harganya semakin mahal.



Pemerintah Kabupaten Tabanan sangat memperhatikan potensi daerahnya. Terbukti dengan akses jalan sudah diperbaiki, selalu ada himbauan untuk menjaga kebersihan, keamanan serta kenyamanan wisatawan. Jangan lupa mencicipi kuliner asli Tabanan yaitu kue klepon yang terbuat dari beras ketan berisi gula aren, dan kelapa parut didalamnya.

     Sejarah Pura Tanah Lot 


Banyak sekali orang yang tahu tentang Tanah Lot, tapi sudahkah anda tahu sejarah dari Pura Tanah Lot yang sangat terkenal itu? Mari kita simak bersama-sama.
Pada masa Kerajaan Majapahit ada seseorang Bhagawan yang bernama Dang Hyang Dwijendra atau Dang Hyang Nirarta.Beliau dikenal sebagai Tokoh penyebaran ajaran Agama Hindu dengan nama “Dharma Yatra “.Di Lombok beliau dikenal dengan nama “Tuan Semeru” atau guru dari Semeru (sebuah nama Gunung di Jawa Timur).
Pada waktu beliau datang ke Bali untuk menjalankan misinya,yang berkuasa di Bali saat itu adalah Raja Dalem Waturenggong yang menyambut beliau dengan sangat hormat.Beliau menyebarkan agama Hindu sampai ke pelosok-pelosok Pulau Bali.Suatu ketika pada saat beliau menjalankan tugasnya,beliau melihat sinar suci dari arah tenggara dan beliau mengikutinya sampai pada sumbernya yang ternyata adalah sebuah sumber mata air.Tidak jauh dari tempat itu beliau menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang disebut “Gili Beo”(Gili artinya Batu Karang dan Beo artinya Burung) jadi tempat itu adalah sebuah Batu Karang yang berbentuk burung.


Ditempat inilah beliau melakukan meditasi dan pemujaan terhadap Dewa Penguasa Laut. Lokasi tempat Batu Karang ini termasuk dalam daerah Desa Beraban,dimana di desa tersebut dikepalai oleh seorang pemimpin suci yang disebut “Bendesa Beraban Sakti”.Sebelumnya masyarakat Desa Beraban menganut ajaran monotheisme(percaya dan bersandar hanya pada satu orang pemimpin yang menjadi utusan Tuhan sperti Nabi)dalam waktu yang singkat banyak masyarakat Desa Beraban ini mengikuti ajaran Dang Hyang Nirarta yang kemudian membuat Bendesa Beraban Sakti sangat marah dan mengajak pengikutnya yang masih setia untuk mengusir Bhagawan suci ini.
Dengan kekuatan spiritual yang dimiliki Dhang Hyang Nirarta,beliau melindungi diri dari serangan Bendesa Baraban dengan memindahkan batu karang besar tempat beliau bermeditasi (Gili Beo) ke tengah lautan dan menciptakan banyak ular dengan selendangnya di sekitar batu karang sebagai pelindung dan penjaga tempat tersebut.Kemudian beliau memberi nama tempat itu “Tanah Lot” yang berarti Tanah di tengah Laut.
Akhirnya Bendesa Beraban mengakui kesaktian dan kekuatan spiritual dari Dang Hyang Nirarta,dan akhirnya Bendesa Beraban menjadi pengikut setia dan ikut menyebarkan ajaran Agama Hindu kepada penduduk setempat.Sebagai tanda terima kasih sebelum melanjutkan perjalanan beliau memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban yang dikenal dengan nama “Keris Jaramenara atau Keris Ki Baru Gajah”.Saat ini keris itu disimpan di Puri Kediri yang sangat dikeramatkan dan di upacarai setiap hari raya Kuningan.Dan upacara tersebut di adakan di Pura Tanah Lot setiap 210 hari sekali,yakni pada “Buda Wage Langkir”sesuai dengan penanggalan Kalender Bali.


Harga Tiket Masuk Tanah Lot
Harga tiket masuk untuk dewasa bagi wisatawan dalam negeri Rp 10.000 per orang, sedangkan anak-anak Rp 7.500 per orang. Sama halnya seperti di obyek wisata favorit yang lain, tiket masuk untuk wisatawan luar negeri juga berbeda. Tiket wisatawan asing untuk dewasa Rp 30.000 per orang, dan anak-anak Rp 15.000 per orang. Tiket masuk dibuka mulai pukul 07.00 – 19.00.